Sebuah Cerita 10 Tahun Yang Lalu

Nama-ku Vania, umurku sekarang 27 tahun, aku seorang ibu rumah tangga dengan 2 orang anak, Michael yang berumur 3 tahun, dan Sheila yang baru berumur 4 bulan, aku menikah dengan Santo suami-ku 4 tahun yang lalu, aku juga lulusan sekretais dari sebuah universitas ternama, bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan Multi Nasional dan penghasilannya pun cukup lumayan, sedangkan Suami-ku seorang wiraswasta yang menjual barang-barang teknik,..

Rasanya kehidupan-ku cukup ideal dan sempurna untuk ukuran zaman sekarang dimana kehidupan ekonomi cukup sulit, malah kian sulit tiap harinya, bercerita tentang suami-ku Santo, usianya 5 tahun lebih tua dari aku, tak bisa dibilang tampan, meski tak bisa juga dibilang jelek, kenapa aku menikahi-nya ?? sedangkan teman-teman sekantor-ku ataupun cowok-cowok lain yang jauh lebih baik dan kaya pernah mengejar cinta-ku,..

Santo punya sesuatu yang lain, sesuatu yang dibutuhkan oleh aku, oleh para wanita, para wanita yang seperti aku, ya seperti aku ini, mereka yang mengalami satu cerita sepuluh tahun yang lalu,..

#####

Usia-ku bahkan baru saja genap 17 tahun, SMA kelas 2, Mama-ku seorang single parents, dan kami tinggal bertiga dengan Cici-ku Carolline, 2 tahun lebih tua dari usia-ku, Kakak-ku sedang melanjutkan studi-nya di sebuah Perguruan Tinggi Swasta, dan lagi sedang berjuang merintis karier-nya di dunia Model, wajahnya sempat menghias beberapa majalah remaja saat itu,..

Aku bangga dengan Cici-ku itu, dia cantik, dengan rambut sebahu-nya ditambah lagi tubuhnya yang tinggi sintal, dan tubuhnya yang terbilang sexy, aku sering iri melihat kecantikannya, namun justru Kakak-ku itu kerap memuji kecantikan-ku, dia bilang rambut-ku yang kubiarkan panjang itu sangat indah,..

Aku pun bukannya merasa diri-ku buruk, aku sadar aku cukup cantik, sejak aku SMP pun banyak lelaki yang mengejar-ngejar-ku, bahkan seorang guru-ku semasa SMP pernah menyatakan cinta-nya pada-ku, tapi jelas itu menakutkan untuk seorang remaja yang baru tumbuh seperti-ku,.

Mama-ku membuka sebuah Toko di daerah Pecinan metropolitan ini,.. Toko yang menjual sembilan kebutuhan pokok, bukan toko yang besar memang, namun dulu lebih dari cukup untuk sekedar membiayai kebutuhan hidup kami, namun itu dulu bukan sekarang, harga-harga yang kian mencekik ditambah lagi daya beli masyarakat yang kian menurun..

Inflasi yang kian parah, padahal baru saja Presiden terpilih lagi, besar harapan masyarakat untuk adanya perbaikan perekonomian, untuk sebagian orang mereka tahu ini adalah keadaan global masyarakat dunia, namun apa yang seperti itu ada dalam pikiran mereka yang lapar, mereka yang kehausan dan mereka yang merasa terus dibohongi oleh pemerintah,..

Kian hari keadaan kian mencekam, aku ingat 12 May 1998 hari itu, gelombang demonstrasi yang kian marak, kami tersentak, demonstrasi adalah sesuatu yang sangat menakutkan saat itu, kami belum siap dengan sesuatu yang disebut pengerahan Massa, berbeda jauh berbeda dengan demonstrasi saat ini, lebih mengarah ke tindakan anarkis,..

Aku tahu mereka lapar, mereka menginginkan turunnya harga-harga barang, Mama yang memberitahukan itu pada kami. Aku masih terlalu lugu dan kecil untuk berfikir seperti itu, malah aku dengan polos bertanya ke Mama tiap kali aku liat harga beras perliternya yang begitu cepat dinaikan oleh Mama, Mama bilang terpaksa,..

Aku tak mengerti, yang aku tahu pacar-ku James malah sudah tak lagi berada di Indonesia sejak 2 hari yang lalu, diajak oleh kedua orangtua-nya, aku tak mengerti kenapa, tapi yang kutahu teman-teman di sekolah-ku yang berasal dari keluarga berada, sama seperti James, pindah ke luar negeri,..

Sekolah pun mulai libur, negara ini seperti kehilangan arah, mulai terjadi pembakaran di jalanan, Presiden melakukan kunjungan ke Mesir meninggalkan negaranya yang sedang bergejolak, Televisi rumah-ku terus menyala selama 24 jam ini, keadaan Indonesia yang penuh dengan demonstrasi dan keadaan Jakarta yang begitu bergejolak membuat mata-ku terus terpaku menatap layar kaca,..

Dan hari itu 13 May 1998, aku mulai menjerit dalam hati, kami sekeluarga hanya bisa berdoa, sambil terus mendengar semua berita angin tentang keadaan masyarakat, penjarahan, pembakaran, dan sebagian besar yang menjadi korban adalah ‘kami’, mereka haus, mereka terbakar oleh kemarahan dan rasa muak, mereka melihat dengan kacamata-nya, melihat dengan sebuah kacamata penuh kemarahan yang menutup nurani dan akal sehat mereka,..

Kemarahan mereka dilimpahkan pada semua apa yang mereka lihat, apa yang dikatakan oleh para provokator, mereka dikendalikan oleh amarah, akal busuk dan rasa benci mereka, sedangkan ‘kami’ hanya bisa berdoa..

Dan akhirnya segalanya itu terjadi, begitu cepat, namun mencekam dan mengurai air mata, menakutkan, memberikan sebuah warisan yang tak akan terlupakan, hari ini sepuluh tahun yang lalu…

14 May 1998, kami tak tidur semalaman, aku berusaha menutup mata-ku, namun bayangan ketakutan, ditambah suara-suara menakutkan yang seolah kudengar meski aku tahu tak ada yang terjadi,,.. belum terjadi,..

Aku bahkan tak makan seharian, tak ada nafsu aku hanya berharap hari ini akan menjadi hari yang sama dengan beberapa tahun yang lalu, matahari masih matahari yang sama, demikian juga awan-awan dan langit yang sama yang menaungi kehidupan kami, aku hanya berdoa, berdoa agar semua badai ini cepat berlalu, aku bukan seorang bidadari yang mengharapkan Indonesia segera pulih, aku manusia yang penuh ego dan rasa mementingkan diri sendiri, aku ingin selamat, aku ingin kami sekeluarga baik-baik saja tak menjadi korban seperti ‘mereka’ aku tahu, aku mendengar ‘mereka’ yang lebih dahulu menjadi korban,..

Namun semua berubah, aku ingat dengan jelas, Mama menyembunyikan aku dan cici-ku ke toilet di lantai 3, sedangkan Mama diam di luar berusaha memohon kepada para demonstran yang mulai masuk ke komplek,..bukan gang tempat tinggal kami, bersama beberapa penghuni lain,..

Namun yang terdengar dari tempat persembunyian kami malahan suara dobrakan pintu teralis, kaca-kaca yang pecah, dengan suara gaduh yang terdengar dari seluruh penjuru,.. Aku menangis, Cici-ku juga menangis, aku merasakan cekaman ketakutan yang belum pernah kurasakan seblumnya rasa takut yang begitu luar biasa, rasa takut yang membuat-ku merasakan begitu indahnya kehidupan-ku sebelumnya,..aku terus menangis dan berdoa hingga akhirnya pintu kamar mandi itu didobrak paksa,..

Aku tak tahu siapa, namun salah satu dari krumunan orang-orang itu menarik Cici keluar sementara yang lainnya menyerbu kedalam, suara riuh teriakan penuh kekacauan ditambah pula berbagai suara tawa dan penuh intimidasi lainnya,..

Namun ditengah riuh suara itu, aku masih dapat menyaring dengan jernih apa yang kudengar saat satu suara lain menelusuk salam pendengaran-ku, aku mencari sumber suara yang sedang meraung, menangis, menjerit ketakutan, aku menemukannya, aku melihat Cici-ku sedang digumuli oleh orang-orang itu,..

Aku mulai meneteskan air mata saat kulihat tubuh cici-ku diangkat oleh salah satu dari mereka, mereka menarik kaus yang dikenakannya, merobeknya sementara beberapa yang lain membuka celana yang dikenakannya,..

Aku melihat dengan jelas bagaimana air mata cici-ku mengalir deras, aku tahu mereka hendak memperkosanya, namun apa yang bisa kulakukan sementara tangan-tangan kasar lain mulai menarik-narik-ku, aku memalingkan wajah-ku, aku pun bernasib sama dengan cici-ku sekarang, aku tak harus berbuat apa?? Berteriak ?? tidak akan ada gunanya,..

Seketika aku terlonjak saat aku merasakan tangan-tangan itu meremas dada-ku, aku mencari tangan siapa yang meremas-ku itu, aku menoleh mencari,.. namun yang kulihat dari kepungan itu hanyalah wajah-wajah mereka yang penuh kemarahan,..

Marah?? Marah kenapa ?? Apa aku bersalah ?? kulihat wajah mereka yang tak terawat, tato-tato yang mengisi sekujur tubuhnya, tubuh-tubuh kekar dengan wajah yag beringas tubuh mereka berbau tak enak, sementara beberapa menggumuli-ku, beberapa mereka mulai mengambil barang-barang dari rumah-ku, aku berfikir cepat aku cemas, kulihat orang-orang yang sedang menyetubuhi cici-ku, tubuh cici-ku menggeletar-geletar di atas sofa ditengah kekacauan itu,..

Namun pikiran-ku berkelana, mata-ku terus mencari namun tak kutemukan, aku mencari Mama, dimana Mama namun sebuah mulut melimat bibir-ku,. Bibir kasar dengan kumis tebal yang tak terurus, bau mulutnya membuat-ku tak nyaman, aku berusaha memberontak namun aku tak berdaya, kalah tenaga ditengah kekacauan itu,..

Kurasakan tangan yang lain mulai merobek kaus-ku meski aku berusaha menahannya naumn aku tak berdaya untuk mencegahnya, aku meraung, menangis tak karuan berusaha mencegah semua ini, namun aku tak berdaya,.. sementara beberapa orang memelorotkan celana, untuk pertama kalinya dalam hidup-ku aku melihat alat kelamin milik lawan jenis-ku,,

Bulunya amat lebat, aku menutup mata-ku aku menjerit dalam hati saat sebuah tangan memaksa mulut-ku membuka lebar, aku tak lagi bisa melawan kurasakan penis itu mulai masuk dalam mulut-ku,, kurasakan penis itu masuk perlahan, dengan baunya yang menyengat rasanya aneh pekat,..

Sementara beberapa yang lain turut membuka celana yang mereka kenakan, mereka menarik lepas celana yang kukena-kan, aku menjerit ketakutan meski tertahan oleh penis yang ada dalam mulut-ku,..

Aku menangis dan menjerit, aku ketakutan, saat kurasakan jemari-jemari kasar itu mulai menempel di bagian selangkangan-ku aku tak berdaya sementara tangan-tangan kekar itu menempel di pinggul-ku aku menjerit ketakutan, sementara penis dalam mulut-ku mulai menyodok-nyodok dalam mulut-ku, kadang tertahan begitu dalam membuat aku terbatuk-batuk,..

Aku mengelinjang hebat penuh rasa takut saat sebuah jemari menjejal masuk, menyelusup dalam celana dalam-ku sebelum aku sempat menjerit saat tangan ini menari-nari tepat di bibir kemaluan-ku itu, penis dalam mulut-kukembali bergerak, menusuk keluar masuk membuat-ku nyaris tak punya waktu untuk menangis, belum lagi remasan-remasan di dada-ku, aku tahu aku akan segera kehilangan kehormatan-ku,..

Aku belajar membenci, namun tak ada guna-nya di sudut lain diri-ku berusaha menalar kemarahan mereka, aku hanya korban, korban kesalahan dari apa yang ada saat ini, sasaran kemarahan meski aku tak tahu apa kesalahan yang aku perbuat aku takut, aku menangis,.

Sementara tangan-tangan liar itu menari-nari, meremas-remas dadaku, bokong-ku, mereka berlomba mencium tubuh-ku,..

Namun belum sempat aku menarik nafas panjang saat penis itu ditarik dari mulut-ku,..meski dengan letupan sperma yang sedikit tertelan oleh-ku, aku menangis hebat saat rasa sakit menyerang tubuh-ku, kurasakan sebuah benda asing mencoba menerobos masuk tubuh-ku,..

Air mata-ku kembali mengalir, aku menangis hebat meski aku tahu aku tak berdaya apapun, namun aku ingin berjuang melepaskan diri, sementara mata-ku menatap tubuh cici-ku yang sedang disetubuhi seseorang yang bertubuh besar, penisnya mungkin lebih besar dari apa yang sedang berusaha masuk dalam tubuh-ku itu, cici-ku menjerit-jerit kesakitan, sama seperti aku yang menjerit saat itu,..

Berulang kali penis itu berusaha menerjang masuk, ditengah suara tawa yang mengelelgar, sementara banyak pula teriakan-teriakan penuh provokasi lain, kurasakan tiap gerakan penis itu masuk, keluar dalam selangkangan-ku,…

Kututup mata-ku, menghapus pula bayangan cici-ku dalam kerumunan orang-orang itu, aku mencengkram tangan entah siapa, sementara melolong hebat saat kirasakan penis itu merobek kehormatan-ku,..

Belum lagi aku sempat berfikir, kurasakan penis itu keluar masuk dalam tubuh-ku, kurasakan darah hangat mengalir melewati bokong-ku,.. dada-ku tak lepas dari gumulan mereka, remasan-remasan ditambah pula seseorang yang asyik menyusu di payudara-ku, tubuhku mengelinjang hebat, meski dalam sebuah pemerkosaan aku tahu tubuh seorang wanita akan terangsang juga dalam keadaan seperti ini, namun niatan dalam tubuh-ku menolak-nya,..

Apalagi aku baru saja kehilangan kehormatan-ku, apalagi nada-nada ejekan yang seolah tak percaya kalau aku adalah seorang perawan,..

Aku menjerit penuh ketakutan, aku menangis hebat, namun lagi-lagi tertahan saat seseorang kembali menyelipkan penisnya dalam mulut-ku, aku kembali harus menerima bagaimana penis itu keluar masuk dalam mulut-ku, keluar masuk sama dengan penis yang menyelip dalam selangkangan-ku,..

Orang yang sedang menyetubuhi-ku itu, kian garang kian dahsyat menyetubuhi-ku pun juga, makin liar mendesakan penisnya keluar masuk dalam tubuh-ku itu, namun tak lama kurasakan bagaimana penis itu mulai mengelar-geletar dalam vagina-ku itu, sebelim akhirnya melelehkan spermanya dalam tubuh-ku,..

Belum aku dapat menarik nafas, seseorang kembali mengangkangkan kaki-ku, sebuah penis kembali menghujam tubuh-ku, aku menjerit saat penis yang lebih besar dari yang tadi itu kembali merobek tubuh-ku, aku memekik saat penis itu mulai menyetubuhi-ku, makin lama makin cepat makin juga membuat air mata-ku mengalir hebat,..

Penis dalam mulut-ku kembali meleleh, aku terpaksa menegak sperma yang langsung masuk dalam tenggorokan-ku itu, aku menarik nafas panjang saat seseorang mengangkat tubuh-ku, dan membuat-ku menungging, membuat penis yang sedang menyetubuhi-ku itu kian lancar saja menyetubuhi-ku,..

Dan lagi sebuah penis masuk dalam mulut-ku,..aku mulai kehilangan kesadaran saat penis yang ada dalam vagina-ku itu tiba-tiba menuang spermanya dalam selangkangan-ku itu,..

Tubuh-ku begitu dikuasai mereka, dan yang membuat-ku tersentak hebat adalah saat sebuah penis menerobos anus-ku, kupejamkan mata, sambil berusaha menahan rasa sakit yang menggelegar, merobek tubuhku, namun disaat yang bersamaan aku pun kembali merasakan sebuah penis menjejali vagina-ku,..

Jadilah 2 buah penis itu secara bersamaan menyetubuhi-ku, belum lagi sebuah penis lain yang sedang di mulut-ku itu,.. raungan tangis-ku tak mengoyahkan kemarahan mereka,.. kucari cici-ku yang tergeletak, seolah tak sadarkan diri, sementara orang-orang itu masih begitu bernafsu menyetubuhi-nya,..

Pun sama dengan pandangan-ku yang kian kabur, aku mulai tak tahan merasakan rasa sakit yang dialami tubuh-ku, belumlagi rasa marah, rasa kesal rasa kecewa dimana aku merasa tak bersalah, orang-orang yang mungkin merusak hidup orang-orang ini pastilah berada di luar negeri, mengapa harus kami yang menjadi sasaran kemarahan kalian,..

Baru aku tak sadarkan diri, aku kehilangan beberapa saat dalam pingsan-ku yang kusadari karena orang yang sedang menyetubuhi-ku sudah berganti, aku terbangun oleh tuangan air dingin yang diambil dari bak kamar mandi menyiram tubuhku, mereka memberikan-ku minum air mentah itu,..

Aku pun masih tak berdaya dalam pemerkosaan ini, aku merasakan tiap tusukan penis yang membuat tubuh-ku mengejang hebat, belum lagi aku harus melayani ciuman mereka yang sedang begitu asyik menikmati tubuh-ku, aku mencari cici-ku yang menghilang dari tempat-nya tadi, aku panik, aku ketakutan, belum lagi memikir-kan mama yang menghilang sejak tadi,..

Kembali penis dalam vagina-ku melelehkan spermanya, ditambah lagi penis dalam anus-ku yang melelehkan spermanya entah penis keberapa yang telah menyetubuhi-ku, aku hanya bisa pasrah dalam keadaan ini,..

Entah berapa banyak lagi orang yang mengantri untuk menyetubuhi-ku,.aku tak berdaya, pun juga aku tak tahu harus berbuat apa, aku tak tahu, sementara pandangan-ku mulai gelap, segelap kelamnya hari itu dalam sejarah kelam negeri ini,..

#####

Aku terbangun beberapa orang berseragam menyelemat kan-ku, entah hari itu tanggal berapa, yang pasti aku tak kunjung henti menangis, aku tak tahu harus menjadi apa sejak saat itu,..

Mama dan Cici-ku dinyatakan meninggal dalam tragedi itu, aku dirawat oleh kakek-ku di pinggiran kota Jakarta kemudian, mereka berusaha merawat-ku dengan semampu mereka, aku diam sejak saat itu, aku mencari pembenaran dalam hati-ku, aku membenci mereka, aku tak lagi memiliki rasa percaya pada siapa-pun di dunia ini, namun aku tersadar beberapa tahun kemudian,..

Aku terbangun saat mendengar seseorang berkata,..

Tubuh ini hanya sebuah tulang, daging dan darah,..

Tulang yang sama, apapun ras dan sukunya,..

Daging dan darah yang sama,..

Tak ada yang berbeda selain bagaimana mereka mencerna hidup mereka,..

Tak ada yang memilih bagaimana dilahirkan,..

Tak ada yang bisa terjadi dalam kehidupannya,..

Mereka hanya memilih dengan apa yang dilihat apa yang dikerjakan tiap harinya,..

Kemarahan tak akan merubah apapun,..

Kemarahan hanya akan membuat mata kita kian menutup,..

Ketidak perdulian yang berdiri diatas rasa ketidak ingin tahuan,..

Membuat sebuah jurang besar, namun terkadang manusia tak pernah melihat,..

Pun tak mau tahu oleh siapa jurang itu dibuat,..

Cenderung menyalahkan,..

Pun juga takut untuk berjuang,..

Membenci hanya kosong,..

Namun ajarkan mereka cinta agar mereka tahu bagaimana mencintai

Kalimat sederhana yang membuat aku tersadar, mudahnya kita membenci tanpa perduli dengan keadaan yang terjadi, marah sebagai objek pelampiasan dari ketidak mampuan, apa aku memiliki kesalahan?? Aku hanya salah lahir, namun aku pun tak bisa memilih dilahirkan seperti apa,..

Tak lagi membenci, tak lagi menutup diri, aku tahu semua manusia itu sama, yang salah hanya cara berfikirnya, ajarkan mereka cinta, agar mereka tahu apa itu cinta,..

#####

Kubaca koran pagi ini, aku melihat bagaimana harga-harga merangkak naik lagi, aku takut, takut dalam hati-ku, semoga taka da lagi hari kelam seperti saat itu, tak ada lagi rasa dendam, aku berharap masyarakat negeri ini sudah cukup dewasa,.

Luangan kemarahan tak akan menyelesaikan apapun,.. tak ada yang berubah hanya pelampiasan kemarahan sesaat yang tak akan pernah ada hasilnya, hanya sempat cukup membuat perut kenyang satu hari, namun apakah akan membawa ke kehidupan yang lebih baik??

Aku berharap, keadaan merangkak membaik, ingin melihat bagaimana anak-anak-ku dewasa nantu, meraih apa yang mereka impikan,..aku berharap tak ada lagi kemiskinan, aku berharap tak ada lagi kebodohan di negeri ini,..

Aku tersenyum sekarang, aku bahagia dengan kehidupan-ku yang sekarang, aku bahagia dengan suami-ku yang tak tampan itu, namun dia melihat aku apa adanya, aku yang tak sempurna, dan aku yang ternoda, dia melihat-ku sebagai seorang wanita yang dicintainya,..dan semoga yang lain pun mendapatkan keberuntungan seperti aku meski aku berharap tak akan ada lagi ” aku ” ” aku ” yang lain,..

Ah ini hanya sebuah cerita 10 tahun yang Lalu,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Related posts