Kisah Indah Pengalamanku

Kisah Indah Pengalamanku

Satu saat tepatnya bulan Agustus 2001, aku pindah kerja ke kota Mlg.
Sesampai di stasiun kereta api jam 8 pagi aku langsung naik becak dan
melintas jalan K yang cukup terkenal lalu meminta kepada tukang becak
untuk segera diantar ke hotel yang mempunyai cukup fasilitas. Aku
menurunkan tas koperku di depan hotel R. Setelah cukup istirahat aku
berniat ingin sarapan, karena semalam di kereta api aku tidak makan.
Namun ketika keluar dan akan mengunci pintu kamar, aku terkejut melihat
beberapa wanita memakai pakaian swimsuit melintas dibelakangku. “Ada apa
gerangan?”, dalam hati aku bertanya.
Rasa ingin tahuku begitu besar, sehingga membuat perutku rasanya menjadi
kenyang. Aku coba mengikuti para wanita tersebut dari belakang dan..,
wowww.., betapa bahenolnya pantat mereka. Sesaat aku berhenti dan..,
ternyata mereka adalah pengujung biasa yang hanya ingin latihan fitness.

Beberapa saat aku memperhatikan mereka, dan ketika itu juga terdengar
suara wanita menggoda menyapaku “Mau fitness juga Mas?”, aku mencoba
berbalik badan.., ya ampun!, seorang wanita memakai swimsuit warna pink
dengan body yang aduhai dan mempunyai rambut lurus terurai hingga pundak
menghampiriku sambil tersenyum.

“Wah senyumnya begitu menggoda pikirku dalam hati”, hingga aku sejenak
terdiam bagai patung tapi biji mataku berjalan dari atas ke bawah
memperhatikan wanita tersebut yang mempunyai kaki begitu panjang dan
indah. “Ohh.., tidak!, hanya lihat-lihat saja”, jawabku.
“Mas.., dari mana?”, wanita tersebut kembali bertanya.
“Malang.., saya sedang tugas ke sini, dan kebetulan saya menginap di
hotel ini, anda sendiri sedang apa disini?” aku memberanikan diri balik
bertanya.
“Sebenarnya aku ke sini mau fitness, tapi sudah full.., jadi aku
mengubah rencana ingin berenang saja, kebetulan kolam renangnya
bersebelahan dengan ruangan fitness”.
Kesunyian memecahkan pembicaraan kami sejenak.., dan “Oh, ya.., Sony
namaku.., kamu siapa?”, aku mencoba berkenalan.
“Namaku Juliet.., aku orang Jakarta, aku kuliah di sini, aku sering ke
hotel ini hanya untuk fitness dan berenang” jawab Juliet.
“Kalau begitu kita sama-sama saja ke kolam renang”, aku coba mengajak.
“Emang Mas Sony mau berenang juga ya..”, tanya Juliet. Aku terkejut
sambil menelan ludah.., gawat! aku kan nggak bisa berenang yachh.., “,
pikirku dalam hati.
“Oh, tidak.., tidak! kamu saja yang berenang, aku pesan makanan dan
minuman, kebetulan aku belum sarapan”, jawabku sambil memanggil pelayan.
“Oke dech kalau begitu.., Juliet sekalian minta minuman berenergi boleh
nggak..?”.
Langsung aku jawab, “Boleh-boleh.., mau berapa botol?”, dan byuurr
Juliet menjatuhkan badannya yang sexy itu ke kolam”, aku pesan satu
botol saja yach..”, jawab Juliet manja dari dalam kolam.
Setelah 30 menit Juliet baru beranjak dari kolam renang dan langsung
glek.., glek.., glek.., satu botol kecil minuman berenergi langsung
kering diteguk Vina. “Pantas Vina mempunyai body begitu aduhai, dan
pasti mempunyai gairah seks yang tinggi”, aku mengira-ngira.

“Mas Sony, berapa lama di sini?”, tanya Juliet sambil mengusap-usap
rambutnya dan menjatuhkan pantatnya di kursi malas di sampingku.
“Enggak lama kok, hanya 2 hari” jawabku berbohong, padahal aku harus 1
bulan menetap di kota Y, karena tugas yang akan aku lakukan cukup berat.
Angin sepoi-sepoi mengusap pembicaraan kami berdua, rasanya kami sudah
cukup akrab meskipun perkenalan kami baru berlangsung beberapa jam dan
tak terasa waktu menunjukan pukul 10 pagi.
“Kamu mandi dan ganti pakaian di kamarku saja”, aku memberanikan diri
memberi tawaran pada Juliet yang sejak tadi melonjorkan badannya dengan
tangan ke atas sehingga dengan bebas bulu ketiaknya menari-nari tertiup
angin.
“Boleh dech..”, jawab Juliet singkat. Sampai di kamar, timbul rasa
birahiku karena tergoda bentuk tubuh Juliet yang menggigit seluruh
persendianku.
“Mas Son.., nanti malam Jul boleh ke sini nggak?, karena sekarang aku
mau kuliah dulu, Mas juga kan mau tugas dulu kan..?”, tanya Juliet
ketika keluar dari kamar mandi dengan pakaian sudah rapi. Pertanyaan
Juliet itu sekaligus mengundang ribuan setan mempengaruhi pikiranku
mencari akal untuk merayu Juliet agar dapat aku setubuhi.
“Boleh Jul.., datang saja”, jawabku sambil memegang pundak Juliet yang
mempunyai umur 23 tahun tinggi badan 167 cm. Juliet diam saja saat aku
pegang pundaknya, malah dia menatapku tajam. Aku tak berdaya akan
tatapan matanya yang begitu indah. Suasana hening.., dan perlahan aku
goyangkan kepalaku untuk mencoba menyentuh bibirnya.

“Jangan Mas.., aku sudah pakai lipstik, nanti berantakan lagi” jawab
Juliet menolak dengan halus. Aku jadi penasaran, tapi aku yakin dari
tatapan matanya tersembunyi ada kesan frustasi dalam diri Juliet, tapi
aku tidak mau mencoba berusaha tau ada apa sebenarnya yang terjadi
tehadap diri Juliet. Karena pikiranku sudah kacau termakan keindahan
lekuk tubuh Juliet yang begitu menggoda.
“Ting tong.., ting tong.., ting tong..”, tepat pukul 7 malam suara bell
kamar berbunyi 3 kali, aku segera menghampiri pintu dan saat kubuka..,
wuuaahh kulihat Juliet berdiri manis dengan mengenakan gaun tipis
panjang warna biru muda dengan tali kecil di pundak hingga terlihat
anggun. Terlihat bercak dua bulatan BH di dadanya dan celana dalam
mungil yang tembus pandang tersorot lampu utama saat aku nyalakan.
“Mau mengajak jalan ke mana yach..? Kalau ke disco tidak mungkin, pasti
makan malam, sebab Juliet mengenakan pakaian resmi untuk pesta”, dalam
hati aku bertanya-tanya.
“Masuk Jul.., aku masih pakai handuk dan mau ganti pakaian dulu, aku
baru selesai mandi”, jawabku sambil menarik tangan Juliet yang mulus
putih bersih.

“Bleekk!” pintu kamar kututup dan.., terkejut aku tiba-tiba jemari
lentik nan lembut memegang jemariku yang kasar yang setiap hari memegang
obeng dan solder ketika aku mengunci pintu. Aku berbalik badan dan
sambil berdiri langsung aku belai rambut Juliet yang halus lurus
terurai.., aku teruskan belaianku ke wajah Juliet yang berbentuk oval
dan terlihat ada rasa penyesalan bercampur keputus-asaan juga keinginan
untuk melakukan persetubuhan yang paling melekat.., kulanjutkan
belaianku menyusuri pundak.., “Ohh Mas..”, jawab Juliet lirih sambil
memejamkan matanya isyarat meminta untuk dicium. Aku tatap bibirnya
tidak berwarna merah muda lagi saat Juliet pakai di siang hari tadi,
mungkin ini menandakan aku boleh menciumnya. Aku dekap Juliet dengan
mesra seperti layaknya seorang istri di malam pertama. Dengan lembut aku
hunjamkan ciuman dengan deras ke bibir Juliet yang tipis menggoda. Tak
disangka.., putri77.com Juliet membalas dengan menjulurkan lidahnya kedalam mulutku
dan memainkannya dengan lihai. Aku segera membelai dan menciumi tengkuk
leher panjang Juliet sampai pundak dan.., ting..!, aku lepas tali
gaunnya, hingga gaun terusan sampai kaki itu terjatuh ke lantai.

Kini hanya BH ukuran 36C tanpa tali ke pundak yang ada di hadapanku siap
aku mangsa. “Ahh.., ouuhh.., Mass.., beri Jul kepuasan..” terdengar
suara Juliet meminta dengan pasrah yang saat itu juga terdengar degupan
jantung Juliet yang berdetak keras dengan nafas terengah-engah apalagi
disaat aku mencoba membuka BH-nya yang yang tipis berwarna putih.
Woowww.., indah sekali buah dada Juliet yang menonjol ke depan dengan
puting kecil dan dikelilingi aurora yang kecil pula dan penuh kehangatan
itu.
“oouuhh.., Mass.., isap.., isap dong Mass Sonn..” pinta Juliet memelas.

Aku langsung melahap dua buah gunung kembar itu dengan hisapan dan
jilatan yang liar sehingga membangunkan kemaluanku yang bersembunyi di
balik handuk, sepertinya kemaluankupun sudah tidak sabar menggedor-gedor
dan menjatuhkan handuk hingga aku kini telanjang bulat. Aku semakin
gencar melancarkan serangan ke seluruh tubuh Juliet yang wangi khas
parfum true love, aku meremas buah dada kiri Juliet dan menjilati buah
dada kanan Juliet sambil memeluk dan mengelus-eluskan tanganku di
punggung Juliet sampai ke pantat. Juliet mendengus keenakan dan membuang
kepalanya ke belakang dengan otomatis dadanya membusung ke depan dan
makin tampak pula keindahan buah dadanya yang menonjol membesar.

“Terus Mass.., ouugghh.., yang keras isapnya Mass..”, Juliet memaksa.
Perlahan aku pelorotkan CD Juliet yang tipis berwarna putih dan berbunga
di tengahnya hingga dengkul dan tanpa dikomando aku telah benamkan
kepalaku di hadapan liang kewanitaan Juliet yang tersembunyi dibalik
bulu-bulu halus yang lebat tak terkira. Ohh.., honey.., please go on..,
ouuhh.., sepertinya Juliet kurang bebas, akhirnya dia pelorotkan sendiri
CD-nya sampai kini dia benar-benar bugil tanpa sehelai benangpun
menempel di tubuh indahnya itu. Sambil berdiri Juliet membuka kakinya
lebar-lebar untuk menyerahkan lubang kenikmatannya yang menganga agar
segera dijilat.
“Ssstt.., sluupp.., eehhmm.., ohh.. Juliet betapa sempitnya memekmu”,
pikirku yang terus membungkuk dan menjilati clitoris Juliet yang
nangkring di pintu gua yang penuh misterius namun penuh kenikmatan itu.

“Ougghh.., oouuhh.., eehhmm..” Juliet mendesah dan.., sseerr.., cairan
mani membanjiri liang kewanitaan yang membuatku semakin mudah
meluncurkan kemaluanku untuk menembus liang kewanitaan Juliet.
Kebangkitan birahi Juliet makin membara dan mulai memutar-mutarkan
pantatnya yang gempal dan bulat seirama dengan jilatan lidahku yang
lincah menari-nari di sekitara clitoris dengan sekali-sekali memasukan
lidahku ke dalam gua yang gelap gulita. Juliet menggelinjang keenakan.
Aku begitu merasakan kenikmatan begitupun Juliet yang menarik-narik
rambutku dengan ganas.., bagai seorang wanita yang sudah lama haus
menantikan kenikmatan yang tiada tara itu. “Oohh.., honey masukin cepat
kemaluannya”, pinta Juliet tak sabar sambil menjatuhkan kedua tangannya
ke sofa dan menjulurkan pantatnya ke belakang dengan kaki mengangkang.

Kini Juliet dalam posisi berdiri menungging kebelakang siap menerima
kemaluanku dari belakang. Sleebb.., kemaluanku menembus lorong gelap
menuju singgasananya dengan perlahan.
“Oouuhh.., nikmat sekali Maass.., terus perlahan Maass.., acchhkk..,
jangan berhenti Maass..” Juliet memohon lirih, diputar-putarkan
pantatnya dari kiri ke kanan dan sebaliknya, sehingga rasa geli
menyelimuti kemaluanku yang keluar masuk di liang senggama Juliet yang
sempit tapi lembut. Aku semakin mengganas tatkala aku dengar desahan
Juliet yang tiada hentinya. “Oouugghh.., acchhkk.., yang cepat.., yang
keras.., Mass.., Mass.., oouugghh.., Maass..!”. Seerr.., terasa basah
mengguyur kemaluanku yang masih berdiri tegak itu. Sehingga terdengar
bunyi clep.., clep.., liang surga Juliet mulai becek, Juliet
mengeluarkan kemaluanku dan.., slupp.., sluupp.., sstt.., Juliet
langsung melahap kemaluanku dan mengisap dengan rakusnya, sesekali dia
julurkan lidahnya untuk menjilati dua buah biji kemaluanku hingga lubang
anus yang membuatku mengelinjang kegelian.

Setelah puas memainkan kemaluanku, sepertinya Juliet meminta kembali
untuk diserang dan dia menarikku ke kamar mandi hingga ke bath tab
dengan memegang kemaluanku. Aku seperti kerbau dungu yang mau menuruti
perintah tuannya, namun jika kerbau yang ditarik hidungnya, tapi aku
yang ditarik kemaluanku yang sedang menegang. Juliet membuka kran air
dingin tanpa air panasnya, jadi terasa dingin sekali tatkala kami berdua
menjatuhkan diri kedalam bath tab tersebut.., namun tidak mengecilkan
semangat kemaluankku yang masih terus menjulang tegang. Juliet menutup
air kran setelah bath tab terisi sedikit sekedar membasahi alas bath
tab. Juliet kembali menjilati kemaluanku.., selangkanganku. Aku tidak
mau kalah, akhirnya aku bangkit dan aku tidur kembali membalikkan
tubuhku sehingga kepalaku kini berada tepat di depan liang kewanitaan
Juliet yang telah dari tadi menganga minta dijilat. Dalam keadaan posisi
69, Juliet berada di bawah dengan kaki merenggang diangkat ke sisi-sisi
bath tab, Juliet mengangkat pantatnya sambil digoyang-goyang dengan
dengan cepat karena semakin geli oleh jilatan lidahku yang menusuk-nusuk
hingga dalam.

“Oouuhh.., Maass.., masukin dong sayang.., Jul sudah nggak tahan
nich..”, Juliet mengeluh minta dimasukin.
Akhirnya kami merubah posisi, giliran Juliet yang berada di atas, sedang
aku di bawah. Dengan posisi berjongkok Juliet langsung menangkap
kemaluanku dan menuntunnya masuk kedalam lubangnya yang sudah basah
dengan campuran mani dan air kran juga air ludahku. Sleebb.., sleebb..,
perlahan Juliet menaik-turunkan tubuhnya sambil memegang dadaku yang
plontos tanpa bulu sedikitpun. Aku lihat mata Juliet merem-melek
keenakan sambil mengigit-gigitkan bibirnya yang mungil itu dengan
sesekali mendesah. “Aahh.., acchh.., oouucchh.., Mass.., nikmat sekali,
kamu hebat mass.., bisa bikin aku puas.., oouuhh! acchh..! uuhh.., baru
kali ini aku merasakan kepuasan.., oouugghh..!”, Juliet mengerang
merasakan kenikmatan yang tiada tara.

Juliet semakin mempercepat gerakannya dan terdengar suara bleb..,
bleb.., yang begitu keras antara pantat Juliet yang besar dengan pahaku,
berpadu dengan suara teriakan Juliet yang meminta ampun merasakan ngilu
atas gesekan kemaluanku dengan liang kewanitaan Juliet.
“Mass Sonn.., Jul mau keluar lagi.., kita keluarin sama-sama yach
say..?”, pinta Juliet lagi memelas dengan suara sedikit gemetaran
menahan rasa nikmat yang segunung.
“Ouugghh.., honey.., aku mau keluar.., ayo sayang.., lebih cepat, lebih
cepat lagi sayang.., ouugghh..!”, aku mendengus. “oouuhh..,.
aacckkhh..!!”, Juliet berteriak keras sambil menggaruk dadaku kuat-kuat
merasakan kenikmatan dunia yang hebat itu. Cret.., cret.., cret..,
cret.., cairan maniku membasahi lubang kenikmatan Juliet dan terasa
becek sekali, tapi rasa itu menghilang dengan secara mendadak kemaluanku
yang masih mendarat di lubang kemaluan Juliet dipijit dengan keras oleh
liang senggama Juliet yang kembang kempis.
“Terima kasih ya Mas Son.., sudah memberi kepuasan kepada Juliet” ucapan
Juliet membisik di telingaku dan Juliet langsung terkulai lemas di atas
tubuhku dan tanpa sadar dia terbaring lelap dengan keadaan telanjang
bulat, indah dan mulus sekali tubuhnya walau sudah 3 kali orgasme, bau
aroma True Love-nyapun tetap melekat di tubuhnya.

Aku peluk tubuhnya dengan mesra dan akupun mulai tertidur, sebelumnya
aku buka penyumbat air bath tab supaya airnya mengalir keluar dan tidak
menggenang di dalam bath tub.
“Kalau airnya nggak dibuang bisa masuk angin aku.., apalagi dalam
keadaan capek begini”, pikirku dalam hati.
Kamipun tertidur lelap sampai pagi di dalam bath tab. Ternyata Juliet
wanita yang kawin diusia muda dan melanjutkan kuliah di kota “Mlg”, tapi
tidak pernah mendapatkan kepuasan seks dari suaminya, karena kemaluan
suaminya impoten.,,,,,,,,,,,,,,,

Related posts