Threesome di Kaki Gunung

 

Aku punya teman akrab bernama Sherly. tak seperti diriku yang isteri rumahan (house-wife), Sherly adalah seorang career woman, bebas, dinamik, dan yang aku suka darinya adalah ceritanya yang seringkali aneh-aneh, terutama cerita tentang petualangan seksualnya.

Suatu hari ketika kami berbincang di sebuah cafe, dia menyela bicaraku dengan tawaran yang menurutku gila, “Yan, threesome yuk!” pintanya. Setengah kaget bercampur seperempat penasaran, aku bilang, “waw… pasti seru yah??” sahutku sambil menyelidik. “Ya, iya lah, seru ‘kali, soalnya gw juga belom pernah threesome,” katanya sok alim. Kami pun saling diam lagi sembari menyeruput teh poci yang sedari tadi menemani sore kami itu.

Tapi anehnya, setelah terdiam beberapa saat, aku bertanya padanya, “Emang kalau threesome, ama siapa Sher?” Sherly pun tersenyum lebar seolah tanda kemenangan atas godaannya padaku. Lalu dibisikkannya sebuah nama di telingaku, “Edo…” Mataku terbelalak, hmmm, aku ingat Edo, pria macho yang seminggu lampau dikenalkan padaku.

Singkat kata, kuiyakan saja ajakan threesome itu, itung-itung pengalaman baru untuk memuaskan rasa penasaranku, apalagi aku sudah 2 bulan tak tersentuh seks, karena suamiku masih di luar negeri. Segera saja Sherly menelepon Edo, dan setengah jam kemudian dia muncul di depan cafe kami berdua dengan mengendarai X-Trail berwarna hitam solid. Well, mobil itu keren, kesannya macho seperti Edo. Sejurus kemudian kami pun telah melesat bertiga menuju sebuah peristirahatan di kaki bukit yang sejuk.

Seperti sudah biasa ke situ, sambil menenteng sebotol red wine yang diambilnya dari locker dashboard mobil, Edo pun langsung check in dan mengajak kami masuk ke dalam sebuah kamar junior suite yang wangi dengan jendela menghadap ke lembah bertatahkan beledu hijau hutan pinus dan nun jauh di bawah sana kota kami tinggal kelihatan seperti kelap-kelip kumpulan kunang-kunang…

Setelah minum-minum red-wine yang menghangatkan sekujur syaraf kami, kami pun segera asyik ngobrol bertiga. Aku dan Sherly duduk di sofa mengapit Edo di tengah. Obrolan ringan sambil cekikikan itu tiba-tiba sudah kami lanjutkan dengan saling berpelukan dan berciuman, memagut sana sini, sambil mendesah-desah penuh sensasi. Pelan-pelan kami mencopoti busana Edo. Dia mandah saja. Setelah tinggal celdamnya saja, kami terantuk pada sesuatu yang mengeras dan panjang di balik celdam itu, waw, penis Edo sudah ereksi tegang sekali. Sherly dengan tak sabar merogoh penis itu dan mengeluarkannya dari balik celdam Edo. Hmm, memang seperti yang kami duga, penis Edo lebih panjang …

Kemudian tibalah giliran kami untuk buka-buka busana, setelah Edo mengkode dengan kerdipan mata dan monyong bibirnya. Pada mulanya aku dan Sherly agak kagok juga melepaskan busana kami karena belum pernah kami telanjang berdua seperti itu.
Sambil tersenyum-senyum dikulum, kami berbaring setengah bugil, hanya ditutupi selimut putih bersih yang tersedia di kamar itu. Edo pun memotret kami sambil nyerocos mengagumi tubuh-tubuh sintal kami yang tergolek telanjang di balik selimut itu.

Adegan selanjutnya, Edo berbaring telentang di atas ranjang, dan aku pun segera menyerbu penisnya untuk kujilati dan kukulumi, sementara Sherly berciuman dahsyat dengan Edo yang tangannya nakal meremas-remas toket Sherly.Hmm, kurasakan penis yang besar itu tegang di dalam mulutku dan si empunya mengerang-erang tanda menikmati kulumanku. Berbagai jurus kuluman kukerahkan dengan variasi yang merangsang, sampai Sherly kemudian mengajak gantian mengulum penis Edo.Dengan buas Sherly ganti mengemut penis Edo. Dan edo kini mencoba merangsangku. Tangan kirinya meremas-remas toketku sementara tangan kanannya berkecipak meraba-raba vaginaku yang mulai basah berlendir hangat mengalir pelan keluar dari celah surgaku…
Aku pun merasakan sensasi yang luar biasa dan aku pun menemukan arti baru dari sia-sianya rasa cemburu. Kalau memang lelaki bisa dinikmati bersama, kenapa perempuan harus posesif begitu rupa, pikirku.

Setelah hampir satu jam kami bercumbu mesra bertiga, permainan kami segera mencapai klimaksnya. Pertama vaginaku diterabas oleh penis Edo yang tegang menantang itu. Rangsangan, goyangan, dan sodokannya pun segera mengantarku ke titik orgasme ku yang pertama. Wuuaahhh, belum pernah gairah yang begitu sensual membuncah seperti kejutan listrik ribuan volt yang membuatku langsung tumbang berkelejotan… Dengan tubuh terbaring lemas, kurasakan penis Edo keluar dari liang vaginaku masih dalam keadaan tegang dan segera ditancapkannya di vagina Sherly. Aku menyaksikannya sambil mengatur deru nafasku yang masih memburu. Sherly yang sudah berpengalaman itu segera ganti posisi woman on top, dan menggoyang Edo sesuka-sukanya, ke depan-belakang dengan cepat, lalu variasi putaran pinggul, dan naik-turun, wuah, benar-benar pemandangan yang mengasyikkan yang baru pertama kalinya kusaksikan langsung di depan mataku. tak sedikit pun rasa iri dan cemburu, malah bangga bisa disetubuhi oleh lelaki seperkasa Edo itu… Begitu perkasanya Edo, sehingga tiba-tiba Sherly memekik kecil dan rebah menutupi tubuh Edo sambil memeluknya erat-erat. Rupanya Sherly juga telah mencapai orgasmenya…

Setelah kami berdua mengalami orgasme itu Edo meminta kami untuk menungging berdampingan.Nafasku yang mulai teratur lagi mengundang kembali nafsuku untuk disetubuhi dengan doggy style. Kami berdua pun berdampingan menungging dan Edo melesakkan penisnya bergantian ke dalam vaginaku sebentar, cabut, lalu ke dalam vagina Sherly, demikian seterusnya sampai suatu ketika kami mendengar lenguhannya tertahan dan siraman air mani yang muncrat-muncrat mengenai pantat kami berdua. Tanpa dikomando, kami segera membalikkan badan dan mengelamuti air mani yang masih bermunculan dari lubang kecil di kepala penis Edo. rupanya beberapa kali sperma Edo masih muncrat kembali sehingga membasahi wajahku dan wajah Sherly.,,,,,,,,,,,,,,,

Busyet… pengalaman threesome yang luar biasa, tak kan terlupa sampai kapan pun juga.

– Label: pesta seks –

Related posts